Jumat, 18 Januari 2013

FF-Letters Every 1st of January


Judul               :  Letters Every 1st of January
Author             : JewelAMD
Main Cast        : Lee Sungmin
                          Cho Gaeun
Genre              : Romance
Rating             : PG 13
Words amount            : 2,505
Author notes   : mianhae, banyak typo
                         Sebelumnya ini cerita udah pernah di publikasikan di salah satu wordpress. Dan kali ini author publish di blog author. Oke happy reading ^^  kalo bisa komen ya..



Tersenyumlah,
Biarkan senyuman indah menghias bibirmu,
Aku tau, aku tau kau kesepian,
Tapi tenanglah, Ada aku disini,
Aku akan menemanimu,
Shing star..

Kututup lembar surat pink itu, sudah sekian lama aku tak menyentuhnya dan beberapa menit yang lalu tanpa sengaja aku menemukannya terdiam di laciku. Cho Gaeun, gadis itu.. apa kabarnya saat ini? apa dia baik-baik saja? Apa disana dia masih mengingatku?
Kuusap air mata ini, hatiku kembali terluka mengingatnya. Tak sedikitpun aku melupakannya, parasnya, tingkahnya, kata-katanya, semua itu sudah terukir di hatiku, dan akan ku ingat sampai nanti, sampai aku menutup mataku..

>>Flashback~ 1 January 2008~ <<

Disinilah aku sekarang, duduk termenung di sebuah rumah makan kecil di pinggiran kota Seoul. Diluar sana hujan mengguyur Seoul dengan derasnya, memaksaku merapatkan jaketku jika aku tak ingin mati menggigil di sini. “Maaf, anda ingin memesan apa tuan?” seorang pelayang datang menghampiriku, tangannya sibuk membawa buku kecil, mungkin untuk mencatat apa yang kupesan. “Berikan aku apapun yang hangat,” jawabku akhirnya karena aku memang tak tau apa yang ada  di rumah makan ini. “Baiklah, silahkan menunggu” pelayan itu akhirnya pergi meninggalkanku. Kembali sepi, hanya tinggal aku disini. Beberapa kali kutatap ponselku, berharap ada salah satu dari hyung atau dongsaengku yang menghubungi, tapi tak ada. Mungkin mereka terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing hingga lupa dengan ulangtahunku. Orang tuaku sendiri, mereka tengah pergi ke London untuk urusan bisnis. Aku memang tak mengharapkan ucapan dari mereka karena setiap tahun memang tak pernah ada, tapi dari member super junior.. ini pertama kalinya mereka mengabaikanku.
Seorang pelayan kembali datang ke mejaku, kali ini tangannya membawa nampan yang berisi semangkuk sup. Sebuah menu sederhana, tapi kesederhanaan ini yang justru kurindukan. “silahkan menikmati” ucapnya setelah meletakkan makanan-makanan itu di mejaku. “Sebaiknya anda menggunakan penyamaran yang lebih dari ini jika tak ingin dicabik-cabik ELF” lanjutnya kemudaian. Aku tersentak mendengar ucapannya, bagaimana mungkin dia mengenaliku? “kau tau siapa aku?” tanyaku sedikit tergagap. “Tentu, Lee sungmin Super Junior, namja pink. Apa lagi ya? Oh, anak salah satu pengusaha ternama di korea selatan. Benarkan?” aku tersenyum simpul melihat ekspresi wajahnya saat mengatakn deretan kata tadi. “Permisi, aku harus kembali bekerja” ungkapnya lalu berbalik meninggalkanku. “temani aku,” tak ada nada memohon disana, terdengar memerintah. “Tapi aku harus kembali” tolaknya lembut, gadis itu sedikit membungkuk ke arahku, lalu kembali membelakangiku. “Hanya 5 menit,” ucapku sambil menahan lengannya. Gadis itu berhenti, matanya menatap jam tangannya berkali-kali sebelum akhirnya duduk di depanku. “Hanya 5 menit, tak lebih dari itu” katanya memastikan dan hanya kujawab dengan anggukan. Kemudian kembali hening, aku hanya menatapi hujan sambil sesekali memakan sup ku. “Kanapa kau berada di sini? Bukannya hari ini ulangtahunmu?” tanyanya sambil tangannya menopang dagu, dia terlihat menunggu jawabanku. “Apa aku harus mengatakannya padamu?” “aku kan hanya bertanya, tak perlu seketus itu, aish” omelnya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. “bagimana kau bisa tau? Kau pumpkin?” “aniya, aku Jewels” jelasnya dengan mata berbinar. Aku hanya memalingkan tatapanku pada hujan di luar sana, tak berniat untuk menjawabnya. “kenapa menatap hujan terus? Apa kau suka hujan? Woah, indahnya” katany sambil menatap lekat rerintik air yang turun membasahi jalanan. Tatapan matanya terlihat bahagia. “ya, Cho Gaeun apa yang kau lakukan disana! Aku menggajimu untuk bekerja, bukan untuk duduk!” teriak seorang ahjumma yang tengah berdiri kira-kira 10 langkah dari tempatku duduk. “Ah, ne ahjumma” jawab gadis yang tengah duduk di depanku sambil meunundukkan kepalanya dalam-dalam. “aku harus benar-benar pergi” ucapnya setelah itu berjalan menuju wanita paruhbaya tadi. Kulihat ahjumma itu mengomel cukup lama padanya, dan yeoja itu hanya memanyukan bibirnya sambil sesekali menirukan gerak mulut ahjumma tadi. Dasar kekanakan.

***

Kudongakkan kepalaku menatap langit mendung yang terasa hangat. Taman hari ini cukup sepi, dan aku bersyukur akan hal itu. Kututp mataku perlahan, merasakan hembusan angin menelisik tubuhku, merasakan belain angin yang lembut dan menyejukkan. “Annyeong” sapaan lembut itu memaksaku untuk memebuka mata. Kudapati seorang yeoja duduk di sampingku. “Bertemu lagi,” katanya sambil melambaikan tangan ke arahku. Aku menatap wajahnya lekat-lekat. Mata coklat yang indah, rambut hitam sebahu yang dia biarkan terurai, kulit putih yang terlihat indah di bawah gelapnya langit mendung. “Ah, kau pelayan kemarin, Cho.. ” “Cho Gaeun!” selanya cepat, “Aish semudah itukah kau melupakan aku Lee sungmin?” lanjutnya sambil mengembungkan pipinya dengan jari yang diketuk-ketukkannya di bangku taman. “Aku tak punya alasan untuk megingatmu” kataku singkat, sebelum akhirnya aku menutup mataku, kembali merasakan sejuknya angin. “Sungmin..” panggilnya sambil menarik-narik ujung jaketku. “Hmm?” “Ya, lihat aku!” protesnya tepat di telingaku. Kubuka mataku perlahan, menatapnya tepat di maniknya. “Ige” katanya sambil menyodorkan sebuah amplop di depan wajahku. “Apa ini?” tanyaku sambil membolak-balikkan benda itu berulang-ulang. “Hadiah” aku berkert bingung. “Ini masih 1 january kan? Lagi pula ini hanya telat 8 jam” jelasnya lagi lalu menatapku penuh harap. “Arraso, aku akan membukanya” dapat kulihat senyum di wajahnya. Dan itu terlihat indah dari pada bunga tulip yang sedang mekar.
Kubuka amplop itu, dan kutemukan secarik kertas berwarna pink senada dengan amplopnya. Manikku mulai menyapu deretan kata yang terukir disana, mataku menatap gadis itu tak percaya. Indah, terdengar sangat indah dan.. tulus. “Woah hujan!” teriaknya membuyarkan lamunanku, bisa kurasakan perlahan air mulai membasahi tubuhku. Aku segera berlari mencari tempat berteduh, setidaknya tempat dimana aku tak akan basah. “Ya, kau mau kemana?” tanyanya ketika melihatku berlari meninggalkannya. “Ya Lee Sungmin, jawab aku” teraiknya lagi yang masih membuntutiku.
Aku berhenti di sebuah pohon besar ditaman ini, kugunakan jaket kulitku untuk  melindungi kepalaku dari guyuran hujan. “Kenapa disini? Kau tidak ingin menikmati hujan?” Tanya gadis itu yang sudah basah kuyup. “Aku benci basah” jawabku yang disambut tawa kerasnya. “Oh, ayolah. Basah tak akan membuatmu mati. Ayolah, ini menyenangkan” bujuknya yang tak kutanggapi sama sekali, aku hanya menatap tetes air yang mengalir dari dedaunan. “Ini bisa membuatmu melupakan masalah” katanya lalu menarik tubuhku hingga berada di tengah2 hujan. Merasakan air mengguyurku dengan derasnya hingga tubuh ini basah. Aku masih berdiri di tempatku, menikmati guyuran hujan juga menatapi gadis itu yang tertawa bahagia, beputar, berlari seakan hidup ini mudah baginya. “Teriaklah, itu akan membuatmu marasa lebih baik” entah sudah berapa kali gadis itu memberi saran padaku dan aku hanya mendengarnya tanpa melakukannya. “AAAA..AAAAA” teriaknya kemudian, aku hanya memandang wajahnya yang terlihat bahagia. Benarkah selega itu? “Kau tak akan pernah tau jawabannya jika kau tak mencoba” ugkapnya yang seolah bisa membaca hatiku. Kupejamkan mataku, kurentangkan tanganku seperti apa yang yeoja itu lakukan, dan.. “AAA..AA” aku berteriak sekencang mungkin, mencoba melepas segala beban yang menghantuiku. Kurasakn nafasku naik turun setelah berteriak, kutatap wajahnya, dan kami saling tersenyum.

>Flashback end<

Kuambil toples yang tergeletak dimeja kamarku. Kuambil salah satu origami burung berwarna biru, ada angka 2008 disayapnya dan kuputuskan untuk membukanya. ‘Meet Her’ itu adalah dua kata yang terukir di dalamnya. Kuletakkan amplop yang sebelumnya kugenggam, mengambil amplop yang lain dan membukanya.

Biarkan aku jadi bayangmu,
Biarkan aku disampingmu,
Biarkan aku melihatmu,
Karena aku mencintaimu..
My Shining Star..

>Flashback ~ 1 January 2009<

Dia.. unik. Itulah satu kata yang kugunakan untuk menggambarkannya. Satu tahun kita kenal, dan ini masih sama seperti dulu. Dia adalah gadis yang selalu menemaniku, seperti janjinya setahun lalu, dia menepatinya. “Sungmin, mana yang lain? Hyuk Jae oppa tak disini?” tanyanya sambil mengedarkan pandangannya ke tiap sudut Dorm Super Junior. “Mereka hanya pergi ke supermarket, mungkin sebentar lagi kembali” jawabku sedikit berteriak karena aku sedang berada di dapur, dan dia  di ruang makan. “Aish, sayang sekali” katanya yang kali ini sudah berdiri di sampingku. “Padahal, aku sangat merindukan Jae Oppa” aku tersentak, “Ahh” ringisku pelan Karena tak sengaja mengiris jariku. “Ya, Lee Sungmin Pabo! Apa yang kau lakukan? Eotthoke? Ada darahnya..” dia terlihat panik, tangannya masih menggenggam lenganku pelan. “Gwencaha..” kata-kataku terhenti ketika kurasakan dia menghisap jariku. “jangan lakkukan ini lagi, aku tak suka melihat darah” dia marah, dan itu justru membuatku tertawa. “Aish, itu tak lucu Lee Sungmin!” Gaeun menggembungkan pipinya sabil meengetukkan-ngetukkan jemarinya di dinding. Benar-benar Cho gaeun yang kukenal. Yeoja cantik yang kekanakan, yeoja yang selalu membuatku tersenyum hanya dengan tingkah lakunya. “Mwo? Apa yang sedang kaupikirkan?” tanyanya tepat di depan wajahku, dapat kurasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku. Dag.. dig..dug.. aku bisa merasakan detakan itu semakin cepat dan keras. “Apa aku harus mengatakannya padamu?” aku berusaha agar suaraku terdengar sestabil mungkin. “Jauhkan wajah jelekmu dariku” kataku dingin, yeoja itu menarik wajahnya dariku. “Mworago? Kau bilang aku apa? Jelek?” dia mendengusku kesal, sedangkan aku hany memalingkan tubuhku darinya. “Ya Lee sungmin, mau kemana kau?” aku berhenti, kubalik tubuhku menghadapnya lagi. “Apa aku juga harus mengatakan hal itu padamu?” “Aish, namja jelek! MENYEBALKAN. Bisakah kau berhenti bersikap dingin padaku hah?”  aku bisa mendengar makiannya di balik punggungku, tapi ku tak peduli.

***

Disinlah kami sekarang, berdiri di taman yang sama seperti setahun lalu. Saling menatap dngan amarh, setelah beberapa menit lalu aku melihatnya berpelukan dengan namja lain  akhirnya kularikan ke tempat ini. “Aku sudah bilang padamukan, agar kau tak terlalu dekat dengan Eunhyuk! Kenapa kau tak mau medengarkanku huhh?!” bentakku keras-keras tepat di depan wajahnya, aku sudah terlalu dikuasai amarah untuk berpikir lebih jauh. “Kanapa? Kenapa aku tak boleh dekat dekat dengan biasku sendiri? Dia laki-laki yang baik Lee Sungmin! Kenapa kau selalu melarangku? Kau pikir kau si..” aku membungkam mulutnya dengan bibirku, mengecupnya perlahan, berharap dia bisa merasakan perasaanku saat ini. “Saranghae” bisikku dismping telinganya, “Saranghae” bisiku lagi, bisa kurasakan ada iar mata di pipiya. Dia, cho Gaeun, untuk pertama kalinya aku melihatnya menangis. Aku mengcup bibirnya sekali lagi, menghapus tetes air mata di pipinya. “Saranghae” bisikku untuk yang ketiga kali, aku tak berharap dia menerimaku. Aku hanya ingin dia tau perasaanku. “Nado, nado Lee sungmin” jawabnya lembut. Aku memeluknya, erat, sangat erat. “Hadiah” katanya sambil menyodorkan amplop padaku. “Surat ke duaku?” tanyaku dan dia hanya mengangguk.

>flashback end<

Ada senyuman dibibrku saat aku mengingatnya, indah. Itu memang hal terindah dalam hidupku. Bisa mengenalnya, mencintainya, itu adalah anugrah terbesar yang pernah ada. Kuambil origami bertulis 2009, ‘Love Her’ itu yang kutemukan di dalamnya. Kubuka amplop berikunya, hadiah ke-3 ku.

Jika kau tak lagi menjadi bintang untuk orang lain,
Tetaplah tersenyum,
Karena kau tetap menjadi bintang di hatiku,
Aku mencintaimu bukan untuk kelebihanmu,
Tapi aku mencintaimu karena kau seorang Lee Sungmin,
My shining star

>Flashback ~1 january 2010~<

Aku terdiam di sini. Seperti ada petir yang menyambarku. Rasanya terluka, hidup ini seakan berhenti.
“Kau tak akan bisa bernyanyi lagi, jika kau bersikeras, mungkin kau akan kehilangan suaramu untuk selamanya” “Tapi aku seorang penyanyi,” “Aku tau, aku tau benar pekerjaanmu nak. Tapi jika kau terus menyanyi mungkin kau tak akan pernah bisa bicara”
Aku masih ingat kalimat yang dokter itu ucapkan beberapa menit yang lalu. Hatiku tersayat. Ini ulangtahunku, tapi aku justru mendapat kejutan yang memporak-porandakan kehidupanku. “Kau tak ingin mengatakan sesuatu padaku?” kurarsakan gadis itu memelukku erat dari belakang. Aku hanya terdiam, menatap hampa langit yang cerah seolah mengolok-olokku yang tengah gelisah. “Tak baik memendam semua sendiri, adakalanya kau harus membuang sikap dinginmu itu” ucapnya lagi, dia memainkan rambutku. Membuatku merarsakan kenyamanan. “menangislah, aku tak melarangmu. Atau kau ingin marah? maki saja aku”  gadis it uterus berceloteh, aku tau dia tak suka melihatku seperti ini. “Aku.aku.. harus membuang mimpiku. Gaeun, aku harus berhenti menjadi seorang penynyi” kurasakan air mata ini menetes, luka ini terasa membunuhku. Menyayat tiap organ dalamku. “Menangislah jika itu membuatmu merasa lebih baik” ucapnya mencoba menenangkanku, “Aku takut, aku takut aku akan sendiori setelah ini. aku takut hyung dan dongsaengku akan meninggalkanku.. aku takut melewati hari-hari kelam yang akan datang” bisa kuaraskan setetes air bening jatuh di kepalaku, dia juga menangis. Dia juga terluka sama sepertiku. “Ada aku, ada aku Lee sungmin. Kau tak sendiri” kugenggam tangannya lembut. “Berjanjilah kau tak akan pernah meninggalkanku”  pintaku. “Ne, aku janji”

>flashback end<

Kurasakan air mata menetes dari pelupukku, kubiarkan air itu jatuh membelai tiap lekuk wajahku.  ‘She is Protect me’ itulah kata yang kutemukan di origami ke-3ku. Kubuka amplop tahun 2011-ku.

Jika aku bisa memilih,
Aku ingin berada di sampingmu,
Melihatmu setiap hari,
Menemani tiap langkahmu,
Tapi aku tak bisa memilih,
Karena ini bukan pilihan, tapi keharusan,
Mianhae, mianhae,
My Shing star

>Flashsback ~ 1 january 2011~<

Hari bahagia. Itu lah pikirku hari ini. kulajukan mobilku dalam kecepatan yang stabil. Rumah Cho Gaun, itu adalah tujuanku. Entah sudah berapa ratus senyuman yang kuukir, tapi bibirku tak henti-hentinya untuk terus megukir senyuman itu.
Kuberhentikan mobilku tepat di depan rumah mungil Gaeun. Kulangkahkan kakiku masuk kedalam. “Cho Ga..” ucapanku terhenti ketika kau tak bisa menemukan siapapun dirumah ini. sepi, hanya gelap yang tampak. Aku berjalan menuju kamar Gaeun, disini juga tak ada tanda-tanda kehidupan. Tak lagi kulihat foto-foto Gaeun terpampang disini. Aku terus berjalan mencoba mencari yeojaku, mungkin ini kejutannya itu yang kuharpakan. Tapi lagkahku terhenti ketika tanpa sengaja mataku menatap sebuah amplop pink tergeletk di atas ranjang Gaeun. ‘Hadiah’ itu adalah kata yang tertulis di halamn depan amplop itu, aku membukannya,membaca tiap kalimat yang terukir disana.
Kututup amplop itu, mataku memanas. Hatiku terasa sakit, cincin yang sedari tadi kugenggam menggelinding begitu saja, “Cho Gaeun, Would you marry me?” lirihku.

>Flashback end<

Tangisku terasa semakin deras. Sakit, hatiku sakit ketika mengingat kepergiannya. Kubuka origami berwarna hijau itu, 2011, ‘Lost Her’
Aku tersenyum kecut, kehilangan dia. Aku benar-benar kehilangan dia saat itu. Aku menatap amplop yang kugenggam, ada tulisan 2012 di ujungnya.

Tuhan mendengar do’aku,
Kembali bertemu denganmu,
Seperti keajaiban bagiku
Setahun kita berpisah,
Tak bisa merubah apapun,
Saranghae,
My Shining star

>flashback ~ 1 january 2012~<

Setahun dia pergi dari kehidupanku. Setahun dia hilang seperti di tellan bumi. Jangan Tanya apa perasaanku saat ini, aku begitu merindukannya. Sangat.. bahkan lebih hdari kata ‘sangat’ untuk mengungkapkannya. “Hadiah” suara lembut itu memaksaku membuka mata, menatap pemilik suara tepat di maniknya. “Annyeong, lama tak bertemu” sapanya kemudian, aku masih menatapnya tak percaya. “Apa kau tak mau menerima hadiahku?” tanyanya masih menatapku penuh harap. “Ya Lee Sungmin! Kau tak bermimpi, ini benar-benar aku” gertaknya. “a..aku tau” kuambil amplopnya dan membukanya. “Kau dari mana saja?” “Mokpo, ibuku sakit dan ayhku memaksaku pulang. Aku tak ingin dia terus memukuli ibuku,” aku menghembudkan nafas berat. “Kenapa tak memberitahuku?” “Mianhae, itu karena aku tak tau aku akan kembali atau tidak” aku hanya terdiam. “Kau bahgia?” tanyanya lagi. “lebih dari itu”

>flashback end<

Kutundukkan keplaku dalam, hidup ini mengejutkan. Itulah yang kutau. ‘She is Comeback’ itu origami ke 5 ku.

>Flashback ~ 1 January 2013~ <

Aku masih menatapnya. Darah mengucur dari kepala dan hidungnya. Jantungku berhenti berdetak, rasanya sakit, seperti ditusuk-tusuk. Gaeun-ku, dia.. dia pergi.. dihadapanku. Darahnya menetes semakin deras, dan aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa menangis dan membeku.

>Flashback end<

aku mencintaimu,
bisakah kau berjanji kau mencintaiku?
selamanya, meskipun ragaku sudah tak di sampingmu
Saranghae,
My Shining Star

Kureams kertas itu perlahan. Tuhan, beginikah caramu mempermainkanku? Kau memasukkannya dalam hidupku, kmudian kau mengambilnya. Dan tiba-tiba kau mengembalikannya. Sekarang..kau mengambilnya lagi. Kenapa kau menarik ulur hatiku, Tuhan? Tak bisakah kau biarkan aku hidup bahagia?
Kubuka origami terakhirku, ‘Lost Her Forever’ tangis ini semakin deras menetes. Cho Gaeun, aku mencintaimu, sangat.. sampai detik ini, meskipun kau taka da di spmingku, meskipun ragamu tak bisa lagi kusentuh, tapi aku akn tetap mencintaimu. Kuharap.. aku diatas sana juga menungguku, Saranghae.

 -END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar