Mimpi itu milik setiap orang. Tak peduli kau kaya, atau kau miskin. Tak peduli
kau hidup di rumah bertingkat atau di
pinggir pertokoan. Mimpi milik setiap jiwa yang masih bernyawa.
Selama mimpi itu masih gratis. Jadi..
Biarkan aku bermimpi, sebelum mimpi
hanya jadi milik para pejabat. Sebelum mimpi di pungut biaya. Biarkan aku
bermimpi.
Ketika rata-rata teman sekelasku ingin menjadi seorang dokter, entah
kenapa tak sedikitpun aku tertarik untuk menyentuh profesi itu. Untuk saat ini,
aku.. hanya tertarik pada satu hal
NOVELIS
Aku tak pernah berpikir keluargaku akan mendukung mimpiku,
tapi aku jug tak berharap mereka memaki mimpiku seperti ini. Aku tak tau apa
yang mereka pikirkan tentang seorang NOVELIS. Apa salahnya dengan mimpi ini? Siapa
bilang seorang novelis bukan pekerjaan mulia? Ini mulia, saat apa yang kau
tulis bisa merubah seseorang menjadi yang lebih baik, apa ini tak mulia?
Sejujrnya, kehidupan ini tak sesuai
yang kuharapkan. Jadi, aku menulis kisah untuk mewujudkan harapan itu. lewat
sebuah cerita, aku bisa melihat hidupku yang indah, aku bisa melihat anni yang
berbeda dari diriku. Aku.. ingin bahagia, meskipun hanya pada suatu kisah. Jadi,
kumohon, jangan memaki kebahagiaanku.
Menjadi seorang novelist,
menerbitakan novel, dan menjadikannya best seller yang diterjemahkan pada berbagai
bahasa, itulah impianku. And I’ll make it happen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar