Judul : Letters Every 1st of January
Author :
JewelAMD
Main Cast : Lee Sungmin
Cho Gaeun
Genre :
Romance
Rating :
PG 13
Words amount : 2,505
Author notes : mianhae, banyak typo
Sebelumnya ini cerita udah pernah di
publikasikan di salah satu wordpress. Dan kali ini author publish di blog author.
Oke happy reading ^^ kalo bisa komen ya..
Tersenyumlah,
Biarkan
senyuman indah menghias bibirmu,
Aku
tau, aku tau kau kesepian,
Tapi
tenanglah, Ada aku disini,
Aku
akan menemanimu,
Shing
star..
Kututup lembar surat pink itu, sudah
sekian lama aku tak menyentuhnya dan beberapa menit yang lalu tanpa sengaja aku
menemukannya terdiam di laciku. Cho Gaeun, gadis itu.. apa kabarnya saat ini?
apa dia baik-baik saja? Apa disana dia masih mengingatku?
Kuusap air mata ini, hatiku kembali
terluka mengingatnya. Tak sedikitpun aku melupakannya, parasnya, tingkahnya,
kata-katanya, semua itu sudah terukir di hatiku, dan akan ku ingat sampai
nanti, sampai aku menutup mataku..
>>Flashback~ 1 January 2008~
<<
Disinilah aku
sekarang, duduk termenung di sebuah rumah makan kecil di pinggiran kota Seoul.
Diluar sana hujan mengguyur Seoul dengan derasnya, memaksaku merapatkan jaketku
jika aku tak ingin mati menggigil di sini. “Maaf, anda ingin memesan apa tuan?”
seorang pelayang datang menghampiriku, tangannya sibuk membawa buku kecil,
mungkin untuk mencatat apa yang kupesan. “Berikan aku apapun yang hangat,”
jawabku akhirnya karena aku memang tak tau apa yang ada di rumah makan ini. “Baiklah, silahkan
menunggu” pelayan itu akhirnya pergi meninggalkanku. Kembali sepi, hanya
tinggal aku disini. Beberapa kali kutatap ponselku, berharap ada salah satu
dari hyung atau dongsaengku yang menghubungi, tapi tak ada. Mungkin mereka
terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing hingga lupa dengan ulangtahunku.
Orang tuaku sendiri, mereka tengah pergi ke London untuk urusan bisnis. Aku
memang tak mengharapkan ucapan dari mereka karena setiap tahun memang tak
pernah ada, tapi dari member super junior.. ini pertama kalinya mereka mengabaikanku.
Seorang pelayan
kembali datang ke mejaku, kali ini tangannya membawa nampan yang berisi semangkuk
sup. Sebuah menu sederhana, tapi kesederhanaan ini yang justru kurindukan.
“silahkan menikmati” ucapnya setelah meletakkan makanan-makanan itu di mejaku.
“Sebaiknya anda menggunakan penyamaran yang lebih dari ini jika tak ingin
dicabik-cabik ELF” lanjutnya kemudaian. Aku tersentak mendengar ucapannya,
bagaimana mungkin dia mengenaliku? “kau tau siapa aku?” tanyaku sedikit
tergagap. “Tentu, Lee sungmin Super Junior, namja pink. Apa lagi ya? Oh, anak
salah satu pengusaha ternama di korea selatan. Benarkan?” aku tersenyum simpul
melihat ekspresi wajahnya saat mengatakn deretan kata tadi. “Permisi, aku harus
kembali bekerja” ungkapnya lalu berbalik meninggalkanku. “temani aku,” tak ada
nada memohon disana, terdengar memerintah. “Tapi aku harus kembali” tolaknya
lembut, gadis itu sedikit membungkuk ke arahku, lalu kembali membelakangiku.
“Hanya 5 menit,” ucapku sambil menahan lengannya. Gadis itu berhenti, matanya
menatap jam tangannya berkali-kali sebelum akhirnya duduk di depanku. “Hanya 5
menit, tak lebih dari itu” katanya memastikan dan hanya kujawab dengan
anggukan. Kemudian kembali hening, aku hanya menatapi hujan sambil sesekali
memakan sup ku. “Kanapa kau berada di sini? Bukannya hari ini ulangtahunmu?”
tanyanya sambil tangannya menopang dagu, dia terlihat menunggu jawabanku. “Apa
aku harus mengatakannya padamu?” “aku kan hanya bertanya, tak perlu seketus
itu, aish” omelnya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. “bagimana kau
bisa tau? Kau pumpkin?” “aniya, aku Jewels” jelasnya dengan mata berbinar. Aku
hanya memalingkan tatapanku pada hujan di luar sana, tak berniat untuk
menjawabnya. “kenapa menatap hujan terus? Apa kau suka hujan? Woah, indahnya”
katany sambil menatap lekat rerintik air yang turun membasahi jalanan. Tatapan
matanya terlihat bahagia. “ya, Cho Gaeun apa yang kau lakukan disana! Aku
menggajimu untuk bekerja, bukan untuk duduk!” teriak seorang ahjumma yang tengah
berdiri kira-kira 10 langkah dari tempatku duduk. “Ah, ne ahjumma” jawab gadis
yang tengah duduk di depanku sambil meunundukkan kepalanya dalam-dalam. “aku
harus benar-benar pergi” ucapnya setelah itu berjalan menuju wanita paruhbaya
tadi. Kulihat ahjumma itu mengomel cukup lama padanya, dan yeoja itu hanya
memanyukan bibirnya sambil sesekali menirukan gerak mulut ahjumma tadi. Dasar
kekanakan.
***
Kudongakkan
kepalaku menatap langit mendung yang terasa hangat. Taman hari ini cukup sepi,
dan aku bersyukur akan hal itu. Kututp mataku perlahan, merasakan hembusan
angin menelisik tubuhku, merasakan belain angin yang lembut dan menyejukkan.
“Annyeong” sapaan lembut itu memaksaku untuk memebuka mata. Kudapati seorang
yeoja duduk di sampingku. “Bertemu lagi,” katanya sambil melambaikan tangan ke
arahku. Aku menatap wajahnya lekat-lekat. Mata coklat yang indah, rambut hitam
sebahu yang dia biarkan terurai, kulit putih yang terlihat indah di bawah gelapnya
langit mendung. “Ah, kau pelayan kemarin, Cho.. ” “Cho Gaeun!” selanya cepat,
“Aish semudah itukah kau melupakan aku Lee sungmin?” lanjutnya sambil
mengembungkan pipinya dengan jari yang diketuk-ketukkannya di bangku taman.
“Aku tak punya alasan untuk megingatmu” kataku singkat, sebelum akhirnya aku
menutup mataku, kembali merasakan sejuknya angin. “Sungmin..” panggilnya sambil
menarik-narik ujung jaketku. “Hmm?” “Ya, lihat aku!” protesnya tepat di
telingaku. Kubuka mataku perlahan, menatapnya tepat di maniknya. “Ige” katanya
sambil menyodorkan sebuah amplop di depan wajahku. “Apa ini?” tanyaku sambil
membolak-balikkan benda itu berulang-ulang. “Hadiah” aku berkert bingung. “Ini
masih 1 january kan? Lagi pula ini hanya telat 8 jam” jelasnya lagi lalu
menatapku penuh harap. “Arraso, aku akan membukanya” dapat kulihat senyum di
wajahnya. Dan itu terlihat indah dari pada bunga tulip yang sedang mekar.
Kubuka amplop
itu, dan kutemukan secarik kertas berwarna pink senada dengan amplopnya.
Manikku mulai menyapu deretan kata yang terukir disana, mataku menatap gadis
itu tak percaya. Indah, terdengar sangat indah dan.. tulus. “Woah hujan!”
teriaknya membuyarkan lamunanku, bisa kurasakan perlahan air mulai membasahi
tubuhku. Aku segera berlari mencari tempat berteduh, setidaknya tempat dimana
aku tak akan basah. “Ya, kau mau kemana?” tanyanya ketika melihatku berlari
meninggalkannya. “Ya Lee Sungmin, jawab aku” teraiknya lagi yang masih membuntutiku.
Aku berhenti di
sebuah pohon besar ditaman ini, kugunakan jaket kulitku untuk melindungi kepalaku dari guyuran hujan.
“Kenapa disini? Kau tidak ingin menikmati hujan?” Tanya gadis itu yang sudah
basah kuyup. “Aku benci basah” jawabku yang disambut tawa kerasnya. “Oh,
ayolah. Basah tak akan membuatmu mati. Ayolah, ini menyenangkan” bujuknya yang
tak kutanggapi sama sekali, aku hanya menatap tetes air yang mengalir dari
dedaunan. “Ini bisa membuatmu melupakan masalah” katanya lalu menarik tubuhku hingga
berada di tengah2 hujan. Merasakan air mengguyurku dengan derasnya hingga tubuh
ini basah. Aku masih berdiri di tempatku, menikmati guyuran hujan juga menatapi
gadis itu yang tertawa bahagia, beputar, berlari seakan hidup ini mudah
baginya. “Teriaklah, itu akan membuatmu marasa lebih baik” entah sudah berapa
kali gadis itu memberi saran padaku dan aku hanya mendengarnya tanpa
melakukannya. “AAAA..AAAAA” teriaknya kemudian, aku hanya memandang wajahnya
yang terlihat bahagia. Benarkah selega itu? “Kau tak akan pernah tau jawabannya
jika kau tak mencoba” ugkapnya yang seolah bisa membaca hatiku. Kupejamkan
mataku, kurentangkan tanganku seperti apa yang yeoja itu lakukan, dan..
“AAA..AA” aku berteriak sekencang mungkin, mencoba melepas segala beban yang
menghantuiku. Kurasakn nafasku naik turun setelah berteriak, kutatap wajahnya,
dan kami saling tersenyum.
>Flashback end<
Kuambil toples
yang tergeletak dimeja kamarku. Kuambil salah satu origami burung berwarna
biru, ada angka 2008 disayapnya dan kuputuskan untuk membukanya. ‘Meet Her’ itu
adalah dua kata yang terukir di dalamnya. Kuletakkan amplop yang sebelumnya
kugenggam, mengambil amplop yang lain dan membukanya.
Biarkan
aku jadi bayangmu,
Biarkan
aku disampingmu,
Biarkan
aku melihatmu,
Karena
aku mencintaimu..
My
Shining Star..
>Flashback ~ 1 January 2009<
Dia.. unik.
Itulah satu kata yang kugunakan untuk menggambarkannya. Satu tahun kita kenal,
dan ini masih sama seperti dulu. Dia adalah gadis yang selalu menemaniku,
seperti janjinya setahun lalu, dia menepatinya. “Sungmin, mana yang lain? Hyuk
Jae oppa tak disini?” tanyanya sambil mengedarkan pandangannya ke tiap sudut
Dorm Super Junior. “Mereka hanya pergi ke supermarket, mungkin sebentar lagi
kembali” jawabku sedikit berteriak karena aku sedang berada di dapur, dan
dia di ruang makan. “Aish, sayang
sekali” katanya yang kali ini sudah berdiri di sampingku. “Padahal, aku sangat
merindukan Jae Oppa” aku tersentak, “Ahh” ringisku pelan Karena tak sengaja
mengiris jariku. “Ya, Lee Sungmin Pabo! Apa yang kau lakukan? Eotthoke? Ada
darahnya..” dia terlihat panik, tangannya masih menggenggam lenganku pelan.
“Gwencaha..” kata-kataku terhenti ketika kurasakan dia menghisap jariku.
“jangan lakkukan ini lagi, aku tak suka melihat darah” dia marah, dan itu justru
membuatku tertawa. “Aish, itu tak lucu Lee Sungmin!” Gaeun menggembungkan
pipinya sabil meengetukkan-ngetukkan jemarinya di dinding. Benar-benar Cho
gaeun yang kukenal. Yeoja cantik yang kekanakan, yeoja yang selalu membuatku
tersenyum hanya dengan tingkah lakunya. “Mwo? Apa yang sedang kaupikirkan?”
tanyanya tepat di depan wajahku, dapat kurasakan hembusan nafasnya menerpa
wajahku. Dag.. dig..dug.. aku bisa merasakan detakan itu semakin cepat dan
keras. “Apa aku harus mengatakannya padamu?” aku berusaha agar suaraku
terdengar sestabil mungkin. “Jauhkan wajah jelekmu dariku” kataku dingin, yeoja
itu menarik wajahnya dariku. “Mworago? Kau bilang aku apa? Jelek?” dia
mendengusku kesal, sedangkan aku hany memalingkan tubuhku darinya. “Ya Lee
sungmin, mau kemana kau?” aku berhenti, kubalik tubuhku menghadapnya lagi. “Apa
aku juga harus mengatakan hal itu padamu?” “Aish, namja jelek! MENYEBALKAN.
Bisakah kau berhenti bersikap dingin padaku hah?” aku bisa mendengar makiannya di balik
punggungku, tapi ku tak peduli.
***
Disinlah kami
sekarang, berdiri di taman yang sama seperti setahun lalu. Saling menatap dngan
amarh, setelah beberapa menit lalu aku melihatnya berpelukan dengan namja
lain akhirnya kularikan ke tempat ini.
“Aku sudah bilang padamukan, agar kau tak terlalu dekat dengan Eunhyuk! Kenapa
kau tak mau medengarkanku huhh?!” bentakku keras-keras tepat di depan wajahnya,
aku sudah terlalu dikuasai amarah untuk berpikir lebih jauh. “Kanapa? Kenapa
aku tak boleh dekat dekat dengan biasku sendiri? Dia laki-laki yang baik Lee
Sungmin! Kenapa kau selalu melarangku? Kau pikir kau si..” aku membungkam
mulutnya dengan bibirku, mengecupnya perlahan, berharap dia bisa merasakan
perasaanku saat ini. “Saranghae” bisikku dismping telinganya, “Saranghae”
bisiku lagi, bisa kurasakan ada iar mata di pipiya. Dia, cho Gaeun, untuk
pertama kalinya aku melihatnya menangis. Aku mengcup bibirnya sekali lagi,
menghapus tetes air mata di pipinya. “Saranghae” bisikku untuk yang ketiga
kali, aku tak berharap dia menerimaku. Aku hanya ingin dia tau perasaanku.
“Nado, nado Lee sungmin” jawabnya lembut. Aku memeluknya, erat, sangat erat.
“Hadiah” katanya sambil menyodorkan amplop padaku. “Surat ke duaku?” tanyaku
dan dia hanya mengangguk.
>flashback end<
Ada senyuman dibibrku saat aku
mengingatnya, indah. Itu memang hal terindah dalam hidupku. Bisa mengenalnya,
mencintainya, itu adalah anugrah terbesar yang pernah ada. Kuambil origami
bertulis 2009, ‘Love Her’ itu yang kutemukan di dalamnya. Kubuka amplop
berikunya, hadiah ke-3 ku.
Jika
kau tak lagi menjadi bintang untuk orang lain,
Tetaplah
tersenyum,
Karena
kau tetap menjadi bintang di hatiku,
Aku
mencintaimu bukan untuk kelebihanmu,
Tapi
aku mencintaimu karena kau seorang Lee Sungmin,
My
shining star
>Flashback ~1 january 2010~<
Aku terdiam di
sini. Seperti ada petir yang menyambarku. Rasanya terluka, hidup ini seakan
berhenti.
“Kau tak akan
bisa bernyanyi lagi, jika kau bersikeras, mungkin kau akan kehilangan suaramu
untuk selamanya” “Tapi aku seorang penyanyi,” “Aku tau, aku tau benar
pekerjaanmu nak. Tapi jika kau terus menyanyi mungkin kau tak akan pernah bisa
bicara”
Aku masih ingat
kalimat yang dokter itu ucapkan beberapa menit yang lalu. Hatiku tersayat. Ini
ulangtahunku, tapi aku justru mendapat kejutan yang memporak-porandakan
kehidupanku. “Kau tak ingin mengatakan sesuatu padaku?” kurarsakan gadis itu
memelukku erat dari belakang. Aku hanya terdiam, menatap hampa langit yang
cerah seolah mengolok-olokku yang tengah gelisah. “Tak baik memendam semua
sendiri, adakalanya kau harus membuang sikap dinginmu itu” ucapnya lagi, dia
memainkan rambutku. Membuatku merarsakan kenyamanan. “menangislah, aku tak
melarangmu. Atau kau ingin marah? maki saja aku” gadis it uterus berceloteh, aku tau dia tak
suka melihatku seperti ini. “Aku.aku.. harus membuang mimpiku. Gaeun, aku harus
berhenti menjadi seorang penynyi” kurasakan air mata ini menetes, luka ini
terasa membunuhku. Menyayat tiap organ dalamku. “Menangislah jika itu membuatmu
merasa lebih baik” ucapnya mencoba menenangkanku, “Aku takut, aku takut aku
akan sendiori setelah ini. aku takut hyung dan dongsaengku akan
meninggalkanku.. aku takut melewati hari-hari kelam yang akan datang” bisa
kuaraskan setetes air bening jatuh di kepalaku, dia juga menangis. Dia juga
terluka sama sepertiku. “Ada aku, ada aku Lee sungmin. Kau tak sendiri”
kugenggam tangannya lembut. “Berjanjilah kau tak akan pernah
meninggalkanku” pintaku. “Ne, aku janji”
>flashback end<
Kurasakan air
mata menetes dari pelupukku, kubiarkan air itu jatuh membelai tiap lekuk
wajahku. ‘She is Protect me’ itulah kata
yang kutemukan di origami ke-3ku. Kubuka amplop tahun 2011-ku.
Jika aku bisa memilih,
Aku ingin berada di sampingmu,
Melihatmu setiap hari,
Menemani tiap langkahmu,
Tapi aku tak bisa memilih,
Karena ini bukan pilihan, tapi keharusan,
Mianhae, mianhae,
My Shing star
>Flashsback ~
1 january 2011~<
Hari bahagia.
Itu lah pikirku hari ini. kulajukan mobilku dalam kecepatan yang stabil. Rumah
Cho Gaun, itu adalah tujuanku. Entah sudah berapa ratus senyuman yang kuukir,
tapi bibirku tak henti-hentinya untuk terus megukir senyuman itu.
Kuberhentikan
mobilku tepat di depan rumah mungil Gaeun. Kulangkahkan kakiku masuk kedalam.
“Cho Ga..” ucapanku terhenti ketika kau tak bisa menemukan siapapun dirumah
ini. sepi, hanya gelap yang tampak. Aku berjalan menuju kamar Gaeun, disini
juga tak ada tanda-tanda kehidupan. Tak lagi kulihat foto-foto Gaeun terpampang
disini. Aku terus berjalan mencoba mencari yeojaku, mungkin ini kejutannya itu
yang kuharpakan. Tapi lagkahku terhenti ketika tanpa sengaja mataku menatap
sebuah amplop pink tergeletk di atas ranjang Gaeun. ‘Hadiah’ itu adalah kata
yang tertulis di halamn depan amplop itu, aku membukannya,membaca tiap kalimat
yang terukir disana.
Kututup amplop
itu, mataku memanas. Hatiku terasa sakit, cincin yang sedari tadi kugenggam
menggelinding begitu saja, “Cho Gaeun, Would you marry me?” lirihku.
>Flashback end<
Tangisku terasa
semakin deras. Sakit, hatiku sakit ketika mengingat kepergiannya. Kubuka
origami berwarna hijau itu, 2011, ‘Lost Her’
Aku tersenyum
kecut, kehilangan dia. Aku benar-benar kehilangan dia saat itu. Aku menatap
amplop yang kugenggam, ada tulisan 2012 di ujungnya.
Tuhan
mendengar do’aku,
Kembali
bertemu denganmu,
Seperti
keajaiban bagiku
Setahun
kita berpisah,
Tak
bisa merubah apapun,
Saranghae,
My
Shining star
>flashback ~ 1 january 2012~<
Setahun dia pergi dari kehidupanku.
Setahun dia hilang seperti di tellan bumi. Jangan Tanya apa perasaanku saat
ini, aku begitu merindukannya. Sangat.. bahkan lebih hdari kata ‘sangat’ untuk
mengungkapkannya. “Hadiah” suara lembut itu memaksaku membuka mata, menatap
pemilik suara tepat di maniknya. “Annyeong, lama tak bertemu” sapanya kemudian,
aku masih menatapnya tak percaya. “Apa kau tak mau menerima hadiahku?” tanyanya
masih menatapku penuh harap. “Ya Lee Sungmin! Kau tak bermimpi, ini benar-benar
aku” gertaknya. “a..aku tau” kuambil amplopnya dan membukanya. “Kau dari mana
saja?” “Mokpo, ibuku sakit dan ayhku memaksaku pulang. Aku tak ingin dia terus
memukuli ibuku,” aku menghembudkan nafas berat. “Kenapa tak memberitahuku?”
“Mianhae, itu karena aku tak tau aku akan kembali atau tidak” aku hanya
terdiam. “Kau bahgia?” tanyanya lagi. “lebih dari itu”
>flashback end<
Kutundukkan keplaku dalam, hidup ini
mengejutkan. Itulah yang kutau. ‘She is Comeback’ itu origami ke 5 ku.
>Flashback ~ 1 January 2013~ <
Aku masih menatapnya. Darah mengucur
dari kepala dan hidungnya. Jantungku berhenti berdetak, rasanya sakit, seperti
ditusuk-tusuk. Gaeun-ku, dia.. dia pergi.. dihadapanku. Darahnya menetes
semakin deras, dan aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa menangis dan
membeku.
>Flashback end<
aku
mencintaimu,
bisakah
kau berjanji kau mencintaiku?
selamanya,
meskipun ragaku sudah tak di sampingmu
Saranghae,
My
Shining Star
Kureams kertas
itu perlahan. Tuhan, beginikah caramu mempermainkanku? Kau memasukkannya dalam
hidupku, kmudian kau mengambilnya. Dan tiba-tiba kau mengembalikannya. Sekarang..kau
mengambilnya lagi. Kenapa kau menarik ulur hatiku, Tuhan? Tak bisakah kau
biarkan aku hidup bahagia?
Kubuka origami
terakhirku, ‘Lost Her Forever’ tangis ini semakin deras menetes. Cho Gaeun, aku
mencintaimu, sangat.. sampai detik ini, meskipun kau taka da di spmingku,
meskipun ragamu tak bisa lagi kusentuh, tapi aku akn tetap mencintaimu.
Kuharap.. aku diatas sana juga menungguku, Saranghae.
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar